Sabtu, 13 November 2010

’Setia dalam Kejujuran’

gr.abnerpanjaitan
 
Beberapa orang beranggapan bahwa setelah Allah menciptakan dunia dan segala isinya, Ia menarik diri dan membiarkan ciptaan-Nya berjalan sendiri begitu saja, seperti faham Deisme. Bahwa Ia tidak peduli lagi dengan ciptaan-Nya. Ia lepas tangan. Benarkah Alkitab mengajarkan demikian? Jawabannya adalah tidak. Sampai saat ini Allah masih memelihara ciptaan-Nya. Allah, Pencipta Agung dari segala sesuatu, Ia juga yang memelihara, memimpin, mengatur dan memerintah semua makhluk ciptaan, tindakan, dan benda-benda ciptaan, mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil, dengan kebijaksanaan-Nya yang paling bijak dan pemeliharaan-Nya yang kudus, sesuai dengan pengetahuan yang tidak bisa salah dan kehendak-Nya yang bebas dan tidak berubah, bagi kemuliaan hikmat-Nya, kuasa-Nya, keadilan-Nya, kebaikkan-Nya dan kemurahan-Nya. Kalau langit dan bumi dan segala isinya ini masih ada sampai sekarang, ini semua karena pemeliharaan Allah terhadap ciptaan-Nya. II Petrus 3:7 mengatakan: "Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api ..." Semuanya itu dimungkinkan masih ada karena Allah menopangnya. Ibrani 1:3 menjelaskan bahwa Kristus menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kuasa. Kata "menopang" di sini tidaklah hanya sekedar menopang atau menyokong, tetapi memiliki pemahaman yang aktif, dengan maksud kehendak-Nya Ia mengontrol semuanya secara terus-menerus. Jadi Yesus secara aktif terlibat dalam karya pemeliharaan (providensia). Hal serupa juga terdapat dalam Kolose 1:7 yang mengatakan bahwa di dalam Dia segala sesuatu ada. Bagaimana dengan kehidupan manusia di bumi ini? Apakah Allah masih memperhatikannya? Jawabnya adalah Ya. Ada banyak ayat dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Ia mengatur kehidupan di bumi ini. Mazmur 139:16 menjelaskan bahwa Allah melihat hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.
Rick Warren di dalam bukunya ”The Purpose Driven Life” mengatakan bahwa tujuan pertama hidup kita adalah untuk mendatangkan kesukaan bagi Allah atau untuk menyenangkan hati Allah. Bagaimana caranya agar kita dapat menyenangkan hati Allah? Dibelahan dunia manapun juga, seorang bapa akan sangat senang hatinya jika anak-anaknya dapat mengasihi, percaya, setia dan taat kepadanya. Kita adalah milik dan anak-Nya. Sejak awal manusia diciptakan Allah, manusia mempunyai tugas dan tanggung jawab atas hidupnya. Yaitu”setia” dalam perkara-perkara hidup yang dihadapi selama tinggal di dunia ini (Luk 16.10). Disini kita dapat lihat bahwa firma itu ingin mengatakan bahwa hidup ini merupakan suatu ”PROSES”. Proses ini suatu pematangan sikap dan iman kita untuk melakukan tanggung jawab dihadapanNya. Perumpaman Yesus pada Injil Lukas menunjukkan bahwa ketika kesetiaan menjadi nomor satu dalam hidup manusia akan menghasilkan harta yang sesungguhnya (Luk 16:11). Bagaimana manusia dapat keluar dari lingkaran dosa sehingga bisa menikmati hidup yang kekal menerima harta yang sesungguhnya? Jawabanya ”Setia” dalam iman percaya kepada Tuhan, hanya melalui kesetiaan itulah menghantarkan kita mendapatkan status ”orang benar” atau ”orang kudus” di mata Tuhan, yang disebut ciptaan baru (2 Kort 5.17) atau anak Allah(Yoh 1.12). Kesetiaan itu akan nyata ketika kita mengasihi kebenaran dan membenci dosa. Kita memang masih dapat jatuh ke dalam dosa (fall in sin), tetapi kita akan merasa gelisa ketik jatuh ke dalam dosa dan itu membuat kita tidak tinggal berlama-lama di dalam dosa (live in sin).  
Dengan dasar apa kita memiliki harta yang sesungguhnya? Satu hal yang kita dapatkan dari Injil Lukas ini adalah ”Belajar Kejujuran”.  Pada zaman sekarang ini hal ”menghargai kejujuran” sangat langkah. Orang berlomba-lomba untuk menjadi tidak jujur. Selain karena memang banyaknya orang besar yang tidak jujur, orang kecil pun juga berlomba tidak jujur agar tidak mati kelaparan. Memang tidak mudah untuk menjadi orang jujur, tetapi berlaku jujur harus menjadi bagian hidup pengikut Kristus. Setiap pengikut Kristus akan mengalami proses pengudusan, salah satunya adalah pengikisan kebiasaan yang suka berdusta. Kita sering diperhadapahkan dengan pilihan, apakah akan berlaku jujur atau tidak? Tetapi sebagai pengikut Kristus marilah kita berusaha untuk berlaku jujur. Ingatlah Tuhan membenci lidah dusta dan menyediakan pertolongan bagi orang yang berlaku jujur. ”Siapa yang berlaku jujur berarti menjauhkan masalah dari hidupnya”. kita lupa Ingat seolah-olah lupa akan tanggung jawab untuk menjadi garam dunia yang harus memberi rasa enak di hadapan Tuhan dan kita adalah terang dunia yang menerangi kehidupan mereka yang gelap, yang hidup di dalam ketidak jujuran. Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini (Roma 12.2). Ada sebuah ungkapan kata bijak ” Makan sekerat roti dengan kejujuran berharga daripada makan setumpuk daging dengan ketidakjujuran”. Amin

Kamis, 11 November 2010

Tuhan Pertolongan kita

           Adalah suatu hal yang tidak masuk akal sehat, jika Allah yang Maha kasih itu menciptakan manusia dengan seluruh dunia dan isinya agar mengalami penderitaan demi penderitaan. Sekalipun penderitaan karakter kita dapat terbentuk lebih baik, namun pastilah bukan itu rencana Allah ketika Ia memberikan pencobaan kepada setiap manusia yang dikasihiNya. Imanlah yang memberangkatkan kita untuk mendapatkan pertolongan Tuhan. Allah kadang membidik sesuatu yang tidak dapat kita lihat serta berulang-ulang meskipun kita berkata: ”Aku tidak kuat dan tidak tahan lagi”. Bahkan Allah seolah-olah tidak memperdulikan keluhan itu. Itulah cara Allah mendidik iman kita agar semakin hari semakin kuat kepadaNya dan hal ini menuntut ketekunan kita. Abraham menjalani pencobaan yang diperhadapkan untuk menentukan sikapnya berjalan menurut kehendak Tuhan(Kej 22.1). Betapa sedih perasaan seorang ayah jika anaknya sendiri yang akan menjadi korban atas tindakannya sendiri, di matanya sendiri. Inilah ketenangan Abraham menurut jalan dan keinginan Tuhan dalam hidupnya. Ia(Abraham) menenangkan dirinya karena tidak ada hal-hal yang buruk yang terjadi, percaya akan kasihNya. Ketika kita melihat dari bawah dengan mata jasmani kita apa yang sedang Tuhan kerjakan, maka semuanya mungkin kelihatan sangat buruk dan merugikan. Kita akan protes, ”Tidak Tuhan. Aku tidak suka”.
                Biasanya kita cendrung melihat masalah hanya dari sisi negatifnya saja. Bahkan tidak jarang oleh karena cara pandang seperti itu, orang menjadi stress. Jika demikian, maka dia tidak akan bisa melihat sesuatu yang berguna di balik masalah yang kita alami. Lebih jauh kita juga tidak bisa melihat jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut. Sebenarnya Tuhan mengizinkan kita mengalami masalah adalah untuk kepentingan kita sendiri, yaitu agar kita terlatih secara iman dan mental. Jika sudah demikian, maka kita akan menjadi ”Pejuang” yang gigih, yang pada akhirnya akan menjadikan kita sebagai pemenang dan mendapatkan berkatNya sebab Ia adalah Tuhan yang hidup dan yang selalu menentukan waktu untuk menolong umatNya (1 Kort 10.13). Kitab Mazmur menyatakan dengan jelas dan bersemangat walaupun penderitaan menghantarkannya kepada posisi yang sangat mengkhwatirkan hidupnya, namun ia dengan semangat yang kuat mampu mengatakan dalam hidupnya ”Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia”!(Mzm 69:4) Tuhan menentukan waktu yang tepat untuk menolong umatNya, ia tidak pernah terlambat mengambil tindakan penyelamatan bagi kita.
            Selama kita hidup di jalan Tuhan, semuanya ada di dalam rencanaNya yang indah. Entah mendung apa yang menimpa anda saat ini, percayalah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkanmu dan di balik mendung itu ada hujan berkat. Kadangkala Tuhan ingin membuka mata rohani kita untuk tetap bersandar dan percaya kepadaNya sekalipun kesulitan datang menimpa.  Setelah semua itu bisa kita lalui dengan penuh kemenangan, maka Ia akan menghujani kita dengan berkatNya yang melimpah. Tuhan tahu persis kapan kita memerlukan uluran tanganNya dan kapan Ia harus menyatakan kasihNya yang ajaib untuk mengangkat dan memberi kelepasan kepada kita.Biarlah kita tetap memilih hidup seturut dengan kehendak Allah karena iman menuntut suatu pilihan dan mendapatkan pertolongan Tuhan (Ibrani 11.26), mengikut Tuhan adalah suatu pilihan yang sadar. Kita dapat membuat perubahan asal kita tidak menyerah pada keadaan dan percaya bahwa Tuhan yang menyertai kita. Pertolongan Tuhan adalah kekuatan bagi kita semua. Selamat menantikan pertolongan Tuhan!!!! Amin

Selasa, 09 November 2010

Sermon Epistel Minggu XXIV D.TRINITATIS


gr.abnerpanjaitan


Lukas 16.10-13      
                                                                                
1.     Taulahon na pasonang Tuhan i
Turpuk on, i ma udut ni umpama ni Tuhan Jesus taringot tu ”juara bagas na geduk”, ayat 10-13 i ma hahonaan ni umpama i. Marhite turpuk umpama i dipatuduhon etika kerja ni juara bagas na geduk, ndang haposan ibana di ulaon na jinalona ala dipansuasaehon na sahat tu ibana, ndang diramoti, ndang dipaganda, alani tarhirim do nampuna ugasan i. Bisuk do juara bagas i manigor disarihon ibana masa depan na. Dijou ma angka parutang laho mambuat rohana, diorui ma utangna, ai tuanna i do na rugi disi alai ianggo ibana mangomo. Diturpuk on ndang hea ditolopi Tuhan Jesus pambahenan ni juarabagas na geduk (korupsi). Alani na nidok di ayat 10-12, molo so haposan hita di ulaon, ngolu dohot arta na tajalo saonari Tuhan i, ndang lehononna tu hita arta na manontong i. Gari di na otik ndang haposan lam di na balga ma? Adong do halak na holan maranganagan sambing ndang diula hape naeng do disangkapi gabe mamora, hape so mardongan pambahenan. Na uli do anggo sumangkapi angka na denggan tu masa depan, alai ingkon mardongan pambahenan do i asa marhataridaan. Unang ma alani na manghudus asa gabe halak na mora, na sangap jala na berpengaruh. Lapatan ni i sude adong do ruhutruhut (norma-norma) siingoton jala siulahonon. Molo sai gurbak mangulaulaonna na so margira tu dia, jala tung marpaima do hapogoson gabe jambar ni sigurbak ulu (ptds Parjamita 10.18). Taulahon ma na tau pasonang rohanta dohot pasonang Tuhan i. 
2.     Manghamauliatehon silehonlehon ni Debata
”Angkup ni molo dilehon Debata tu manang ise jolma hamoraon dohot sinamot, diloas huhut ibana mangan dohot mambuat jambarna sian i huhut marlas ni roha di ulaonna, silehonlehon ni Debata do i.Ai ndang sadia dipaingotingot rohana angka ari ni ngoluna, ala naung nialusan ni Debata ibana marhite sian las ni rohana i”.(Parjamita 5.18) Diparhatopot Raja Salomo do di sandok ngoluna, ai na adong di ibana saluhutna do i marharoroan sian Debata. Hasangapon, arta ro di saluhut sinamot nang huaso (juarabagas) na adong di ibana ro di sude habisuhon pe saluhut do i marharoroan jala silehonlehon ni Debata do. Didok do diturpuk on diayat 16:11 Asa molo so haposan hamu mangaradoti Mammon na geduk i, ise ma antong pasahathon tu hamu arta na tutu i? Sude silehonlehon na sahat tu hita, unang tahaginjanghon alai bahen sangap goar ni Tuhan i na taulahon silehonlehonNa. Dibahen i nang hita pe tama do marhatopoton dohot manghamauliatehon saluhut asi ni roha ni Debata na sahat tu hita.
3.     Ndang haoloan sada anak somang dua induk
Induk ima songon pangarajai, ndang haoloan sada halak anak somang molo dua halak pangarajai. Tuk ma holan sahalak pangarajai anak somang asa denggan pangoloionna. Ndang adong pilihan di anak somang i ise oloanna manang ise tulakhonna. Mammon i ma huaso ni portibion na sai mangarajai jolma, ala marhuaso do mammon mangarajai jolma. Hape mammon i ima jadijadian ni jolma dipangke laho mangurupi jolma i mangolu. Anggo angka na porsea tung  marhaposan do ibana tu Debata. Debata do mangarajai jolma Didok di Psalm 63:8 “Ai Ho do manjadi pangurupion di ahu, jala tarbahen ahu marolopolop di linggom ni angka habongmu”. Debata do mangalehon mammon i tu jolma, alai boi do gabe rumingkot ni turpuk on, so tung gabe mammon i mangarajai manang dihobasi jolma i. Ndang haoloan ni jolma Debata rap dohot mammon. Hasatiaan tu Debata manjalo upa sahat tu ujungna, alai satia tu portibion manjalo upa di portibi on.
4.     Usul tu thema
·        Marhaposan tu Debata ma hita, unang marpangunsadean tu pingkiranmu sandiri, sai haposi Debatam
·        Bulus ma mulaulaon, asa na niomona be dihangoluhon(1 Tes 3.12)
·        Bolongkon hagiot ni portibion, solukhon parange na denggan (Kol 3.1-5)