Kamis, 08 Desember 2011

Menjaga Bait Allah

                Perjalanan Yesus ke kota Yerusalem bukanlah tidak memiliki tujuan dan maksud, tetapi waktu untuk merayakan Paskah dalam agama Yahudi sudah dekat. Rombongan orang-orang datang berduyun-duyun untuk merayakan pesta Paskah di kota suci itu menjadikan kesempatan itu kembali melihat kampung halamannya dengan semangat yang luar biasa,  kerinduan untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan Allah mendorong mereka. Namun apa yang terjadi, Bait Allah yang mereka impikan selama ini sebagai tempat Kudus bersekutu dengan Allah, kini  sudah dikotori dengan para pedagang, disana-sini terjadi ketidakadilan sosial yakni ”terjadi pemerasan terhadap orang miskin di sekitar Bait Allah, kekudusan Bait Allah sudah dilecehkan”. Inilah yang dilihat oleh Yesus disekitar Bait Allah sehingga ia marah (Joh 2.13-22).
         Ada sebuah kisah; Seorang gadis yang sangat dimanja oleh ayahnya terjerumus ke dalam dunia narkoba. Ayahnya membesarkan gadis itu seorang diri, karena istrinya meninggal dunia ketika melahirkan putrinya tersebut. Karena semakin hari kebutuhannnya akan narkoba semakin meningkat, gadis itu nekat mencuri uang tabungan ayahnya, kemudian melarikan diri ke Jakarta. Di Jakarta ia tinggal di rumah pamannya dan berusaha mencari pekerjaan. Sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak membuat gadis itu terpaksa bekerja sebagai pramuria di sebuah night club. Di sana ia harus menjalani kehidupan dunia malam, ia harus menari dan tidur dengan pria yang berbeda setiap malamnya.
         Setelah satu bulan di Jakarta, ia tinggal di rumah kost dan mendapat sepucuk surat dari ayahnya. Dalam satu minggu ia mendapat tiga pucuk surat, namun tak satu pun yang dibacanya. Hari terus berganti dan ia mengumpulkan semua surat itu tanpa pernah dibaca. Menjelang hari Natal ia menerima sepucuk surat yang diantar ke night club tempat ia bekerja. Akhirnya dari seorang karyawan ia mengetahui bahwa yang mengantar surat itu adalah ayahnya sendiri. Kekerasan hati gadis itu akhirnya luluh, dengan tangan yang gemetar ia membuka dan membaca surat dari ayahnya, yang isinya sangat singkat. ”Anakku sayang, ayah sudah lama tahu di mana engkau bekerja. Saat ini hanya satu yang ayah inginkan, maukah kau pulang ke rumah kita?” Tiba-tiba gadis itu merasa sangat rindu pada ayahnya dan memutuskan untuk pulang. Singkat cerita ia pulang dan disambut oleh pelukan hangat sang ayah. Pertemuan mereka diwarnai oleh isak tangis yang panjang. Ternyata sejak ia pergi dari rumah, sang ayah kena penyakit kanker, hati gadis itu semakin hancur. ”Ayah, aku bukan puterimu yang sangat kau banggakan dulu. Aku hanyalah seorang pramuria yang kotor, bahkan tengah mengidap penyakit AIDS. Ayah, jangan dekati aku nanti ayah ketularan,” katanya sambil menangis. Ayahnya tidak berkata sepatah katapun, ia malah mempererat pelukannya, seolah tidak ingin melepaskan puteri yang kembali ke pangkuannya.
         Dari kisah di atas merupakan salah satu contoh kecil persoalan yang sedang di alami manusia di bumi yang kita cinta ini. Kecenderungan hati untuk berbuat dosa membuat hidup manusia terjebak di dalam lingkaran dosa dan tidak mampu untuk menjaga Bait Allah yakni Tubuh kita. Siapakah kita sehingga Tuhan mau melepaskan kita dari kehidupan yang gelap dan penuh dosa? Hanya satu jawabannya seperti yang dikatakan oleh Nabi Yesaya” Hai orang-orang yang jauh, dengarlah apa yang telah Kulakukan, hai orang-orang yang dekat, ketahuilah keperkasaan-Ku!”. Tuhan membuka hatiNya untuk menerima asalkan kita mau kembali kepada jalanNya, ingat kita sudah ditebus dari cara hidup yang sia-sia (I Petr 1.18-19; Jes 48.17). Rasul Paulus mengatakan ”Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; karna itulah ibadah yang sejati (Roma 12.1). Ia menantikan dan siap untuk memeluk kita dengan kasih setiaNya, berbaliklah kepada Tuhan dengan segenap hati dan beribadahlah hanya kepada-Nya (lht 1 Sam 7.3a). Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (Rm 8.1).  Senangkanlah hati Allah, karena itulah tujuanNya ketika Ia menciptakan Anda dengan menjadikan hati, hidup, jiwa dan seluruh kehidupanmu menjadi Bait Allah. Amin
        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar