Jumat, 09 Desember 2011

Hidup Bersyukur

              Sekitar tahun 1960-an, Dr. Walter Mischel, professor dari Columbia University melakukan sebuah pengujian yang dikenal dengan nama marshmallow test. Marshmallow adalah permen yang sangat disukai anak-anak di Amerika Serikat karena manis dan menyegarkan tenggorokan. Tes tersebut dilakukan kepada anak-anak usia sekitar 4 tahun. Satu per satu anak-anak itu ditempatkan dalam sebuah ruangan dengan 1 kursi dan 1 meja, dimana di atas meja diletakkan sebuah marshmallow. Lalu anak-anak itu diberitahu oleh sang profesor, bahwa dia akan ditinggalkan selama 15 menit. Kalau anak-anak itu bisa menahan diri untuk tidak langsung memakan marshmallow tersebut sampai sang profesor datang, akan mendapat sebuah marshmallow extra sebagai hadiah. Tetapi kalau tidak bisa menahan diri, diminta untuk menekan bell, dan Dr. Mischell akan datang untuk mengijinkannya memakan marshmallow yang ada, atau malah boleh langsung makan marshmallow tersebut. Ternyata hanya beberapa orang saja yang mampu untuk menahan diri dan mendapat hadiah tambahan sebuah marshmallow. Selanjutnya, anak-anak tersebut diikuti perkembangannya dari tahun ke tahun. Ternyata, anak-anak yang tidak bisa menahan diri umumnya mengalami kesulitan dalam belajar dan anak-anak yang mampu menahan diri jauh lebih sukses dibandingkan mayoritas anak-anak yang tidak bisa menahan diri.
Ilustrasi diatas adalah merupakan suatu gambaran kecil, dimana manusia sulit untuk bertahan dan menguasai diri adalah salah pekerjaan yang sulit. Mengapa ini kami katakan? Saat ini bangsa kita selalu memberitakan bagaimana hancurnya NKRI, salah satunya diakibatkan oleh para pemimpin yang tamak, tidak puas bahkan tidak lagi peduli dengan orang sekelilingnya. Dan ada juga istilah “TEBANG PILIH” dan  “HUKUM RIMBA” seolah-olah tidak ada lagi aturan yang memberikan keamanan dan ketentraman. Kesemua hal tersebut merupakan fenomena yang menghancurkan nilai-nilai sosial saat ini.
Dalam Injil Lukas 3.11-14, Yohanes Pembaptis mengatakan ”Jangan merampas...cukupkanlah hidupmu dengan gajimu”(ay 14). Nats ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita di Minggu Advnet ke tiga ini. Dimana kita harus mampu berbagi dan selalu mensyukuri apa yang kita miliki, artinya bahwa segala sesuatu yang ada kita miliki jika Tuhan memberkati akan menjadi kesempatan kita untuk menikmati hidup jauh lebih baik dan sempurna. Oleh banyak ahli disimpulkan bahwa orang-orang yang bisa menunda kenikmatan sesaat demi mendapatkan kenikmatan yang jauh lebih besar adalah orang-orang yang sabar atau mampu menahan diri (Self-Restraint), Fokus, mampu menetapkan mana yang prioritas dan mana yang bukan prioritas, serta memiliki pandangan yang jauh ke depan (the Long-Range View). Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar