Sabtu, 04 Februari 2012

Dia Sumber Kekuatan


Sebuah penantian memang terkadang terasa melelahkan. Itu bisa lebih melelahkan ketimbang capai fisik. Apakah kita harus bersedih, bimbang dan ragu? Hidup adalah pilihan, dan kita harus memilih untuk tidak seperti itu. Kita percaya Tuhan tahu keseriusan dan kesungguhan kita, Dia yang menguji hati tentu akan tahu bagaimana ketulusan kita melakukan segala sesuatu, karenanya kita tidak perlu meragukan Tuhan. Ketika badan kita terasa lelah seperti saat ini dan rasanya rindu merasakan empuknya kasur, kita masih bisa merasakan sukacita. Jika mengandalkan kekuatan sendiri mungkin kita sudah menyerah sejak lama, tetapi kekuatan dari Tuhan membuat kita mampu terus bertahan, terus melakukan yang terbaik tanpa kehilangan sukacita dan rasa syukur setitikpun.
Firman Tuhan hari ini semakin meneguhkan batin kita. Dengarlah apa kata Firman Tuhan yang bagi saya terasa seperti sebuah pelukan hangat dari Tuhan disertai pesan bahwa Dia mendengar dan merasakan apa yang saya rasakan. Sebuah petikan Mazmur dari Daud yang ditulis dengan sangat indah, berbunyi: "TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya." (Mazmur 28:7). The Lord is my Strength and my Shield. Bukan diri saya, bukan usaha saya, bukan kepandaian ataupun kemampuan saya, tetapi sumber kekuatan itu datangnya adalah dari Tuhan. Dialah sumber kekuatan dan sumber perlindungan. Dia selalu menolong dan menggirangkan hati kita, dan karena itu dalam kondisi apapun tidak ada satupun alasan bagi saya untuk tidak bersukacita dan memuji Dia dengan penuh ungkapan syukur. Kita percaya Dia akan selalu ada bersama kita, menguatkan, meneguhkan dan membimbing setiap langkah. Dia tidak akan meninggalkan dan mengabaikan. Dia mengasihi dan tidak akan pernah menutup mataNya atau memalingkan mukaNya. Demikian pula kepada anda semua, anak-anakNya yang sama dikasihiNya. Daud melanjutkan: "TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!" (ay 8). Betapa kedua ayat ini menggambarkan dengan jelas siapa Tuhan bagi kita, terlebih dalam keadaan sulit yang tengah dihadapi.
FirmanNya berkata: "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya..ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam..ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;" (Pengkotbah 3:1-4). Ketika kita berada pada situasi yang tidak kondusif, itu saatnya untuk memperhatikan betul kondisi hati kita, sehingga pada saatnya nanti kita bisa menuai hasil yang maksimal seperti yang Dia curahkan kepada kita. Apa yang perlu kita lakukan adalah berhenti memandang kepada masalah dan mengarahkan pandangan kepadaNya, terus berbuat yang terbaik seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, sambil terus disertai rasa syukur. Itu akan membuat api sukacita terus menyala. Itu akan membuat kita mampu merasakan kekuatan dari Tuhan meneguhkan kita. Itu akan membuat kita tetap tenang dan terus bersemangat untuk berbuat sesuatu. "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya.." (2 Petrus 3:9), dan itu saya percaya penuh. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar