Sebuah
penantian memang terkadang terasa melelahkan. Itu bisa lebih melelahkan ketimbang
capai fisik. Apakah kita harus bersedih, bimbang dan ragu? Hidup adalah
pilihan, dan kita harus memilih untuk tidak seperti itu. Kita percaya Tuhan
tahu keseriusan dan kesungguhan kita, Dia yang menguji hati tentu akan tahu
bagaimana ketulusan kita melakukan segala sesuatu, karenanya kita tidak perlu
meragukan Tuhan. Ketika badan kita terasa lelah seperti saat ini dan rasanya
rindu merasakan empuknya kasur, kita masih bisa merasakan sukacita. Jika
mengandalkan kekuatan sendiri mungkin kita sudah menyerah sejak lama, tetapi kekuatan
dari Tuhan membuat kita mampu terus bertahan, terus melakukan yang terbaik
tanpa kehilangan sukacita dan rasa syukur setitikpun.
Firman
Tuhan hari ini semakin meneguhkan batin kita. Dengarlah apa kata Firman Tuhan
yang bagi saya terasa seperti sebuah pelukan hangat dari Tuhan disertai pesan
bahwa Dia mendengar dan merasakan apa yang saya rasakan. Sebuah petikan Mazmur
dari Daud yang ditulis dengan sangat indah, berbunyi: "TUHAN adalah
kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu
beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya."
(Mazmur 28:7). The Lord is my Strength and my Shield. Bukan diri
saya, bukan usaha saya, bukan kepandaian ataupun kemampuan saya, tetapi sumber
kekuatan itu datangnya adalah dari Tuhan. Dialah sumber kekuatan dan sumber
perlindungan. Dia selalu menolong dan menggirangkan hati kita, dan karena itu
dalam kondisi apapun tidak ada satupun alasan bagi saya untuk tidak bersukacita
dan memuji Dia dengan penuh ungkapan syukur. Kita percaya Dia akan selalu ada
bersama kita, menguatkan, meneguhkan dan membimbing setiap langkah. Dia tidak
akan meninggalkan dan mengabaikan. Dia mengasihi dan tidak akan pernah menutup
mataNya atau memalingkan mukaNya. Demikian pula kepada anda semua, anak-anakNya
yang sama dikasihiNya. Daud melanjutkan: "TUHAN adalah kekuatan
umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!" (ay 8).
Betapa kedua ayat ini menggambarkan dengan jelas siapa Tuhan bagi kita,
terlebih dalam keadaan sulit yang tengah dihadapi.
FirmanNya
berkata: "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah
langit ada waktunya..ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang
ditanam..ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk
meratap; ada waktu untuk menari;" (Pengkotbah 3:1-4). Ketika kita
berada pada situasi yang tidak kondusif, itu saatnya untuk memperhatikan betul
kondisi hati kita, sehingga pada saatnya nanti kita bisa menuai hasil yang
maksimal seperti yang Dia curahkan kepada kita. Apa yang perlu kita lakukan
adalah berhenti memandang kepada masalah dan mengarahkan pandangan kepadaNya,
terus berbuat yang terbaik seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, sambil
terus disertai rasa syukur. Itu akan membuat api sukacita terus menyala. Itu
akan membuat kita mampu merasakan kekuatan dari Tuhan meneguhkan kita. Itu akan
membuat kita tetap tenang dan terus bersemangat untuk berbuat sesuatu. "Tuhan
tidak lalai menepati janji-Nya.." (2 Petrus 3:9), dan itu saya
percaya penuh. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar