Pada tanggal 8 Juli 2009 ini negara kita akan mengadakan pemilihan Capres
dan Cawapres sebagai wadah mencapai visi dan misi UUD 1945, masyarakat yang
makmur, adil dan sejahtera. Namun jika kita mengikuti debat Capres dan Cawapres
yang diadakan oleh media televisi terjadi pembangunan yang membawa konflik dan
saling menyindir lawan politiknya. Banyak komentar yang kita lihat dari
masyarakat kalangan bawah hingga pengamat politik yang melihat debat pendapat
dalam memaparkan visi dan misi untuk masa depan Indonesia, kurang memberikan
nilai-nilai positif untuk membangun Kesatuan(Persahabatan). Adakah kalangan
politik kita atau partai yang akan membawa dan membangun persahabatan yang
membawa nilai-nilai positif untuk membangun bersama masa depan Indonesa yang
kita cintai? Berbagai fakta mengatakan ketika terjadi lawan politik kalah maka
akan terjadi saling menjelekkan, menyindir satu dengan yang lainnya. Keburukan
lawan politik akan menjadi p erbedaan pendapat masih jauh dari harapan untuk
menunjukkan suatu nilai-nilai sosial yang baik dan membangun suatu komunitas
yang harmonis.
Kehadiran
para sahabat politik akan membuat hidup menjadi lebih indah dan memeliki nilai
sosial yang membangun; ada tawa, canda, kepedulian dan kasih. Kehadiran para
sahabat merupakan sesuatu yang patut disyukuri, sulit membayangkan bagaimana
jadinya hidup ini tanpa adanya mereka. Untuk membina atau memelihara sebuah
persahabatan tidaklah semudah mendapat sahabat baru dalam suatu kehidupan yang
lebih baik. Itu sebabnya ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa ” Sahabat
yang jauh wangi namanya”. Tetapi apakah ini berarti kita menarik diri dari
pergaulan dengan sesama demi menghidari konflik? Tidak! Amsal 27,17 tertulis, Besi menanjakkan besi, orang menamkan
sesamanya. ”jika kita menyikapi secara positif setiap perbedaan yang ada, itu
justru akan mendewasakan kita. Berikut ini adalah prinsip-prinsip membangun
persahabatan:
1. Jangan mengharapkan sahabat yang sempurna
Jika
kita mengharapkan orang yang sempurna dan tidak pernah melakukan kesalahan,
maka di mana pun berada kita tidak akan pernah mendapat sahabat. Setiap orang
termaksud kita sendiri tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, jadi
belajarlah untuk menerima orang lain apa adanya.
2. Jangan terlalu minta perhatian, tetapi berilah perhatian( Pil 2.3-4)
Jangan
kecewa dan marah ketika tidak mendapatkan perhatian seperti yang kita harapkan.
Ini sangat kekanak-kanakan. Sebaliknya belajarlah untuk memberikan perhatian
tanpa mengharapkan balasan.
3. Percaya pada ketulusan seorang sahabat
Persahabatan
dibangun atas dasar kepercayaan. Kepercayaan pada kasih, ketulusan dan niat
baik seorang sahabat, jangan nodai hubungan persahabatan dengan kecurigaan yang
tidak beralasan.
4. Jangan takut di sakiti( Gal 6.9)
Seseorang
mengatakan bahwa orang yang takut disakiti tidak akan pernah mendapatkan
sahabat. Banyak di antara kita yang hanya mau bergaul dengan segelintir orang
yang menurutnya tidak mungkin menyakiti hatinya. Ini adalah bentuk keegoisan
yang hanya memusatkan perhatian pada kenyamanan diri sendiri.
Jika selama ini kita
sering mengalami masalah di dalam membangun hubungan, koreksi diri dan
berubahlah terlebih dahulu. Jika anda
menjadi sahabat yang baik, banyak sahabat baru yang akan datang tanpa anda
mencari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar