Jumat, 29 Oktober 2010

”Membangun Persahabat”


gr.abnerpanjaitan

Pada tanggal 8 Juli 2009 ini negara kita akan mengadakan pemilihan Capres dan Cawapres sebagai wadah mencapai visi dan misi UUD 1945, masyarakat yang makmur, adil dan sejahtera. Namun jika kita mengikuti debat Capres dan Cawapres yang diadakan oleh media televisi terjadi pembangunan yang membawa konflik dan saling menyindir lawan politiknya. Banyak komentar yang kita lihat dari masyarakat kalangan bawah hingga pengamat politik yang melihat debat pendapat dalam memaparkan visi dan misi untuk masa depan Indonesia, kurang memberikan nilai-nilai positif untuk membangun Kesatuan(Persahabatan). Adakah kalangan politik kita atau partai yang akan membawa dan membangun persahabatan yang membawa nilai-nilai positif untuk membangun bersama masa depan Indonesa yang kita cintai? Berbagai fakta mengatakan ketika terjadi lawan politik kalah maka akan terjadi saling menjelekkan, menyindir satu dengan yang lainnya. Keburukan lawan politik akan menjadi p erbedaan pendapat masih jauh dari harapan untuk menunjukkan suatu nilai-nilai sosial yang baik dan membangun suatu komunitas yang harmonis.  
Kehadiran para sahabat politik akan membuat hidup menjadi lebih indah dan memeliki nilai sosial yang membangun; ada tawa, canda, kepedulian dan kasih. Kehadiran para sahabat merupakan sesuatu yang patut disyukuri, sulit membayangkan bagaimana jadinya hidup ini tanpa adanya mereka. Untuk membina atau memelihara sebuah persahabatan tidaklah semudah mendapat sahabat baru dalam suatu kehidupan yang lebih baik. Itu sebabnya ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa ” Sahabat yang jauh wangi namanya”. Tetapi apakah ini berarti kita menarik diri dari pergaulan dengan sesama demi menghidari konflik? Tidak! Amsal 27,17 tertulis, Besi menanjakkan besi, orang menamkan sesamanya. ”jika kita menyikapi secara positif setiap perbedaan yang ada, itu justru akan mendewasakan kita. Berikut ini adalah prinsip-prinsip membangun persahabatan:
1.   Jangan mengharapkan sahabat yang sempurna
Jika kita mengharapkan orang yang sempurna dan tidak pernah melakukan kesalahan, maka di mana pun berada kita tidak akan pernah mendapat sahabat. Setiap orang termaksud kita sendiri tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, jadi belajarlah untuk menerima orang lain apa adanya.
2.  Jangan terlalu minta perhatian, tetapi berilah perhatian( Pil 2.3-4)
Jangan kecewa dan marah ketika tidak mendapatkan perhatian seperti yang kita harapkan. Ini sangat kekanak-kanakan. Sebaliknya belajarlah untuk memberikan perhatian tanpa mengharapkan balasan.
3.  Percaya pada ketulusan seorang sahabat
Persahabatan dibangun atas dasar kepercayaan. Kepercayaan pada kasih, ketulusan dan niat baik seorang sahabat, jangan nodai hubungan persahabatan dengan kecurigaan yang tidak beralasan.
4.  Jangan takut di sakiti( Gal 6.9)
Seseorang mengatakan bahwa orang yang takut disakiti tidak akan pernah mendapatkan sahabat. Banyak di antara kita yang hanya mau bergaul dengan segelintir orang yang menurutnya tidak mungkin menyakiti hatinya. Ini adalah bentuk keegoisan yang hanya memusatkan perhatian pada kenyamanan diri sendiri.
Jika selama ini kita sering mengalami masalah di dalam membangun hubungan, koreksi diri dan berubahlah terlebih dahulu. Jika anda menjadi sahabat yang baik, banyak sahabat baru yang akan datang tanpa anda mencari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar