Jumat, 29 Oktober 2010

Prisip Hidup Pemenang

gr.abnerpanjaitan

Pendahuluan:

Apakah saat ini kita menjalani hidup yang tidak maksimal? Ketidak maksimalannya hidup bukanlah sesuatu yang dirancang oleh Tuhan bagi hidup setiap anak-Nya, sebagaimana jalan hidup bangsa Israel yang dikeluarkanNya dari tanah perbudakan. Dia membawa keluar dari Mesir dengan tangan dan kuasaNya yang dahsyat untuk masuk ke tanah yang dijanjikanNya. Kegagalan atau ketidakmaksimalan hidup dari generasi eksodus Israel yang pertama juga banyak menghinggapi hidup orang percaya masa kini. Orang percaya sudah menerima keselamatan, janji hidup dalam segala kelimpahan serta kemenangan, tetapi mengapa banyak yang tidak mengalami semua berkatNya ini? Mari kita perhatikan prinsip-prinsip alkitabiah yang menjadi penyebab seseorang gagal menjadi pemenang, sementara yang lain berhasil!
Semuanya diawali oleh pola pikir(Mindset)
Firman Tuhan dalam 1 Kort 10.6-10, mencatat bahwa perbuatan-perbuatan yang bangsa Israel kembangkan saat di Padang gurun (menginginkan hal-hal yang jahat, menyembah berhala, percabulan, mencobai Tuhan, bersunggut-sunggut) itulah yang menggangalkan mereka mencapai apa yang dijanjikan Tuhan. Kita sering fokus kepada perbuatan-perbuatan, namun Rasul Paulus berkata, "Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh (Rm 8.5). Karena itu bagian terpenting setelah kita menerima keselamatan kita harus berubah di dalam cara kita berpikir (Rm 12.2), tanpa perubahan kita akan mengulang kesalahan yang sama.
Salah satu pola pikir yang di maksud dengan mengawali bersama pola pikir ialah;
Pola pikir tentang sukses. 
Coba pikirkan, apa arti sukses menurut Anda? Pada prinsipnya mengukur kesuksesan berdasarkan banyaknya harta kekayaan, besarnya kehormatan yang didapatkan, atau tingginya kedudukan yang diraih oleh seseorang.Apakah standar ini sesuai dengan firman Tuhan? Standar sukses dunia sangat berbeda dengan standar sukses Sorga, karena Tuhan sendiri berkata "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu (Yes 55.9)".Kunci sukses Yesus adalah patokan untuk mengukur sukses kita dihadapan Bapa. Menurut Yoh 4.34, Yesus dikatakan berhasil karena; Dia mengerti, melakukan, dan menyelesaikan kehendak Bapa dalam hidupNya dengan baik (Yoh 13.31-35).
Pola pikir pemenang di Padang gurun
Untuk mencapai tanah perjanjian bangsa Israel penuh perngumulan untuk sampai ke tanah Kanaan. Untuk mencapai kesuksesan dalam hidup dan berkelimpahan di dalam Kristus, kita juga harus melewati berbagai proses dan tantangan padang gurun. Pada prinsipnya setiap orang yang diselamatkan oleh Yesus Kristus akan mengalami masa padang gurun. Mari kita pelajari apa yang ada di proses padang gurun;
1). Keadaanya.
Jika kita perhatikan, di padang gurun banyak pemimpin bangsa Israel yang gugur sebelum memasuki tanah Kanaan. Kenapaaaa? Itu disebabkan tidak tahan uji terhadap proses padang gurun yang diwarnai dengan ujian-ujian iman yang relatif keras. Keadaan yang gersang, panas, berubah-ubah dan pada umumnya seseorang merasa sendirian ketika berada di sana. Namun kita harus ingat melalui itulah menjadikan kita murni.
2). Apa yang ada dalam pikiran kita
Kadang kala bangsa itu dijebak oleh rasa lapar, kehausan hingga mereka sering menyerang Musa dengan mengatakan bahwa mereka sudah dijebak untuk mati di gurun pasir, pada hal kalau mereka tinggal di tanah Mesir, walaupun dengan sebut budak mereka lebih menikmatinya. Orang Kristen yang memasuki alam baru(Kristus) kadang kala dijebak dengan sebagai pengenalan akan Tuhan yang menjanjikan janji-janji yang indah. Pengalaman padang gurun menjadi shock therapy bagi kita, dimana kiat harus sepenuhnya bergantung pada Tuhan.   Bukan hanya itu, tapi juga merasakan seolah-olah ditinggalkan Tuhan. Ada kalanya dalam hidup ini kita merasa sendirian dan ditinggalkan. Sesungguhnya pada masa seperti ini iman kita sedang diuji, apakah kita tetap percaya bahwa Dia beserta kita, walaupun kita tidak bisa melihat penyertaanNya pada masa itu.
Dihukum, saat mengalami padang gurun banyak orang mengira bahwa mereka sedang dihukum Bapa, padahal yang sebenarnya terjadi adalah kita sedang dibentuk supaya semakin serupa dengan Kristus dan iman kita menjadi sekokoh batu karang (bnd 2 Tim 2.1-7).
3). Tujuan mengizinkan di padang gurun.
Yang pertama ialah untuk menguji hati (Ul 8.2-3) dimana ketika di hadapan Tuhan kita mengaku bahwa kita mengasihi Dia lebih dari segalanya, maka Ia akan mengkondisikan/menguji kita melalui padang gurun. Kedua, untuk membersikan/memurnikan (ayub 23.10) keadaan murni seperti Ayub inilah yang diinginkan Tuhan keluar dari hidup kita, manakalah Dia mengizinkan  kita untuk diproses.
Ketiga, merupakan masa persiapan, proses pengosongan diri kita supaya Bapa benar-benar menjadi Kurios, Tuan atau pemilih atas hidup kita. Siapkah kita dikosongkanNya untuk sebuah kapasitas yang lebih besar? Jalani padang gurun kita dengan sikap yang benar.
4). Sikap yang benar ketika berjalan di padang gurun
*.Tetap melangkah ke depan. "Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang (Ayub 23.11)". Ketika di padang gurun di mana cuaca yang berubah-ubah, satu-satunya cara menjadi pemenang adalah melangkah bersama Tuhan. Jangan pernah mundur, menarik diri atau menjadi lemah, tetaplah melangkah karena langkah itu akan menghantarkan kita ke tempat yang melimpah dengan susu dan madu.
*.Tetap tidak menyimpang, supaya langkah kita tidak menyimpang, satu-satunya yang dapat kita jadikan pegangan pada masa padang gurun adalah firman Tuhan (bnd Efs 6.2-7).Firman itulah menjadi pelita dan terang dalam jalan kegelapan(Mzm 119.105).
*.Tetap berbuah. Meskipun keadaan padang gurun itu sering panas, tetaplah menghasilkan buah pertobatan, pekerjaan dan pelayanan (Yoh 15.16). Layanilah Tuhan dalam segala keadaan, kondisi apapun. Hugh Downs mengatakan "Seorang yang berbahagia bukanlah orang yang berada dalam keadaan-keadaan tertentu, namun orang yang memiliki sikap-sikap tertentu".
*.Tetap komitmen. Berkomitmenlah untuk membangun kualitas diri, ibadah, penyembahan, dan pelayanan kita di atas dasar emas, perak dan batu permata; bukan kayu, rumpit atau jerami (1 Kort 3.10-15). Komitmen akan mengangkat kita menjadi seorang pemenang. Be a winner

(sumbe:winner Principles............)


 

1 komentar:

  1. las do roha ditulisanmi gurunami laos haringgashon ma anggiat boi putihputihon sian i angka parbinotoan na boi manumpahi tu na denggan selamat berkarya di anggiku..horas

    BalasHapus